Shock Breaker Rusak, Ganti atau Perbaiki?

WEFIXCAR – Memiliki kendaraan memang menjadi impian bagi semua orang. Namun, bagaimana kalau mobil yang kita miliki bermasalah? Tentu kenyamanan saat berkendara akan terganggu. Apalagi jika mobil yang kita miliki adalah mobil tua, dan kita sendiri tidak tahu bagaimana cara merawatnya.

Biasanya, ketidaknyamanan yang dialami bila memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi adalah mobil terasa bergetar. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mobil terasa bergetar ketika melaju dengan kecepatan tinggi. Salah satu penyebab mobil bergetar saat melaju kencang juga bisa akibat rusaknya fungsi utama dari Shock Breaker.

Nah, kalau Shock Breaker ini rusak, tentu fungsinya akan mengganggu performa mobil, terlebih lagi ketika menghadapi getaran. Meskipun Shock Breaker yang rusak tidak terjadi di keempat ban mobil, namun tetap saja performa mobil akan terganggu.

Fungsi utama dari Shock Breaker sendiri adalah untuk menahan atau meredam getaran jika melintasi jalan yang tidak rata. Sehingga bagian ban tidak akan menyentuh bodi mobil.

Jadi, perlu memperhatikan pula kondisi Shock Breaker jika mobil Anda sering melintasi jalanan berlobang. Karena tekanan yang sering bisa menyebabkan Shock Breaker cepat rusak, sehingga fungsinya jadi tidak akan maksimal.

Shock Breaker Rusak, Ganti atau Perbaiki?

Bagian kaki-kaki mobil merupakan salah satu komponen vital selain mesin. Karena kaki-kaki mobil mendapat tekanan yang paling besar dari bobot kendaraan, maka kenyamanan dan keamanan dapat terganggu jika komponen ini bermasalah.

Shock Breaker, jadi komponen yang berfungsi meredam segala guncangan di jalan. Jalanan tidak rata, berlubang, hingga beragam kondisi lainnya, dapat dilalui dengan nyaman berkat adanya Shock Breaker.

Namun, seiring usia dan pemakaian, maka daya redam Shock Breaker pun kian menurun. Efeknya, Shock Breaker tidak mampu lagi meredam dengan baik saat digunakan berkendara. Mobil pun akan terasa limbung saat dikendarai, dan juga tidak nyaman saat kecepatan tinggi ataupun rendah.

Ketika hal ini terjadi, tidak sedikit pemilik kendaraan yang memilih untuk men-service Shock Breaker yang rusak dibandingkan dengan menggantinya dengan yang baru. Hal tersebut biasanya dilakukan agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.

Meski demikian, pemilik kendaraan harus tetap memperhatikan soal daya tahan. Shock Breaker yang sudah rusak, dan kemudian di service, tidak akan bisa bertahan lama jika memang kondisinya sudah rusak parah.

Technical Service Division Astra Honda Motor (AHM), Endro Sutarno, mengatakan bahwa untuk Shock Breaker belakang apabila bocor harus diganti dengan yang baru, karena tidak ada part dan cara penggantian sil-nya.

“Berbeda dengan Shock Breaker depan, dimana penyebab kerusakan mungkin dari oli seal yang sudah tidak bagus atau as-nya baret. Kalau hanya seal saja dan as-nya masih bagus, bisa diganti dan bisa awet. Tetapi kalau as-nya memang sudah jelek tidak menjamin.”, ujar Endro.

Endro melanjutkan, bocornya oli seal dan pipa bisa dikarenakan karena kotoran yang banyak dan menempel pada as, sehingga bisa mengakibatkan bocornya seal.

“Bisa diakali as-nya diamplas lagi dibuat jadi rata lagi. Tapi kalau sudah seperti itu tidak menjamin akan awet. Tergantung pada pemakaiannya.”, katanya.

Baca Juga: Berapa Biaya Perbaikan Shock Breaker?

Hal senada juga disampaikan oleh Rudi dari bengkel spesialis Aneka Per yang terletak di Jl. Tole Iskandar, Depok, Jawa Barat, mengatakan bahwa tanda-tanda kerusakan Shock Breaker bisa terlihat dari bentuk fisik.

“Ada cairan yang keluar pada tabung Shock Breaker, maka Shock Breaker tersebut mengalami kebocoran.”, kata Rudi.

Lebih lanjut, Rudi menjelaskan tentang kebocoran oli akan terlihat di batang as, menjadi lebih lembab dan bagian seal Shock Breaker juga akan basah. Ketika oli shock bocor dan sampai habis, maka pergerakan Shock Breaker akan semakin terhambat. Sehingga beberapa masalah seperti shock keras, atau bahkan Shock Breaker jadi macet bisa dialami. Sebab, oli Shock Breaker bukan hanya berfungsi sebagai fluida hidrolik, tetapi juga sebagai pelumas.

Untuk kasus ini, Rudi mengatakan, oli shock bisa disuntikan lagi untuk menambah volumenya. Tetapi sebelumnya pastikan dulu apa penyebab kebocorannya. Jika oli bocor karena seal yang rusak, maka perlu mengganti seal-nya juga.

Kemudian, untuk Shock Breaker yang telah usang juga akan terasa saat berkendara.

“Shock Breaker terasa mati kalau di jalan gelombang bunyi jeduk-jeduk, kemudian terguncang seperti naik perahu. Daya redam kejut sudah berkurang, tinggal per-nya saja.”, kata Rudi.

Pun demikian, salah satu penyakit mobil yang melebihi muatan adalah shock amblas. Bila hal ini sampai terjadi, maka kecil kemungkinannya untuk bisa diperbaiki kembali. Kalau pun bisa, maka usia pakainya tidak akan lama. Untuk itu, Rudi menyarankan kepada pelanggannya untuk membeli Shock Breaker baru.

“Kalau sudah keseringan banyak muatan, gesekan-gesekan Shock Breaker lama kelamaan panas, bisa melelehkan plastik, merusak klep-klep di dalam, menghambat redam kejut. Makanya dia posisi ambles, tidak mau balik lagi.”, ujar Rudi.

“Tergantung kondisi shock, kalau kesumbat doang bisa (diperbaiki). Tapi kalau as-nya sudah baret. Bushing-bushing sudah oblak, sudah tidak bisa.”, jelasnya.

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Wefixcar